Kamis, 14 Maret 2013

My Dreams Part 2


#1DLS "My Dreams" part 2
Created by. @nabiladumbidam

Happy reading... :)

------------------------------------------


Betapa terkejutnya aku saat melihat kearah laki-laki itu yang memakai hoodies dengan kupluk yang menutupi kepalanya dan kaca mata hitam yang dibuka sedikit untuk melihatku lebih jelas.



“OMG ! It’s just dream right, it’s not you !!
You no-not Ha-arry st..yles OMG !!”

“oh please, don’t scream. And I’m sorry because it makes your knee injury.
Aku sedang menghindar dari sekumpulan gadis yang mengejarku”, jelasnya padaku sambil melirik ke sekeliling.

“oh, I’m sorry”

“oh, no. harusnya kau yang minta maaf.
Apa kamu bias berdiri ?” *menyodorkan tangan*

“yeah, I’m ok. Pergola sebelum para gadis itu kembali” , ucapku dengan nafas yang terengah-engah akibat jantung yang masih kaget, tanganku juga gemetaran.

“no, no, no ! tidak baik seorang laki-laki meninggalkan wanita yang terluka, apa lagi ini aku sendiri yang membuatmu terluka” *mengulurkan tangan kembali*

“seriously, I’m ok. Aku masih bias berdiri”, aku mencoba menolak.

            Dia tidak tau kalau saat ini jantungku sudah tidak karuan bunyinya karenanya. Ingin rasanya aku berteriak kencang saat ini juga tapi sayangnya aku bukan tipe orang yang suka histeris di depan orang yg disukai atau di kagumi. Aku ini tipe cewek yang jaim sih. Lagi pula harry juga kan tidak suka dengan cewe yang berteriak di depan mukanya.
            Ah saat ini aku benar-benar syok sehingga tidak bias banyak berbicara, seluruh tubuhku pun gemetaran saking geroginya. Siapa juga yang tidak akan syok bila bertemu seorang Harry Styles. 1 dari 5 personil One Direction yang sangat dikagumi dan selalu di elu-elukan. Bahkan temanku saja sampai mengataiku gila dan banyak bermimpi ingin bertemu mereka. Mereka bilang hanya mimpi jika aku bias bertemu mereka. Jadi apa ini mimpi ?

            Harry meraih tanganku dan menarikku untuk berdiri. Aku hanya menurut saja dan saat lututku di luruskan rasanya sakit sekali.

“uughh.. my feet”, keluh ku.

“oh, your not good”, ucap Harry saat mendengar ucapanku.

“no-no, i-I’m ok Harry”


Tiba-tiba…

“OMG !! Harry styles, I look Harry styles !!!!”

            Seorang gadis berteriak kencang. Dia adalah salah satu rombongan gadis yang mengejar Harry tadi sepertinya. Harry kaget dibuatnya dan langsung memakai kacamata hitamya kembali dan menarik tanganku dan membawaku pergi bersamanya entah kemana.

“Follow me”

            Dia berlari sambil tetap menggenggam tanganku. Larinya tidak begitu kencang karena dia membawa aku yang kakinya sedang terluka. Hingga akhirnya dia berhenti di tempat yang cukup sepi.

“I’m sorry, aku jadi melibatkanmu juga”, ucapnya setelah menarik nafas berkali-kali.

            Aku masih terbengong tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Aku bersama Harry Styles, berlari, bersembunyi dari fans, dan dia menggenggam tanganku saat ini juga, berbicara denganku. OMG ini pasti mimpi !!
            Harry yang bingung melihatku yang diam saja sejak tadi dan sekarang melamun. Dia mencoba melambaikan tangannya di depan mukaku beberapa kali untuk menyadarkanku dari lamunan.

“emm.. he, hei !! are you ok ?”

“ah, ah.. me ?”, tanyaku gelagapan.

“yes, you. Are you ok ?”, tanyanya lagi.

“oh, ah, em.. y-yes, I’m alright”

Oh, ah, em melulu ya udah kaya orang gagu. -__-

“are you Directioners ?”, tanyanya sambil tersenyum.

“oh, ah, yeah” , ok aku speechless di buatnya.

“ok, so.. aku akan mengobati lukamu” *tersenyum*

“ah, tidak usah. I’m alright”, tolakku.

“just follow me ok”, perintahnya dan langsung menarik tanganku untuk mengikutinya. Aku tidak bias menolak lagi sekarang.


***


            Aku terus mengikuti Harry hingga sampai di sebuah Hotel mewah. Aku dan Harry masuk ke lift dan naik entah kelantai berapa dan sekarang kami sudah sampai di depan pintu sebuah kamar.
Astaga ! kenapa aku tidak merasa takut di bawah orang yg tidak ku kenal. Bukan tidak kenal sih tapi baru saja bertemu. Siapa juga yang tidak mengenal seorang Harry Styles. Tapi kalau di fikir-fikir untuk apa juga aku takut ya, Harry tidak mungkin menculikku. Dia seorang artis terkenal, tidak penting menculik orang seperti aku ini. Lagipula harusnya dia yang takut, bias saja kan aku menculiknya dan membawanya pulang ke Indonesia. Haha.. Xp

“I’m Back”, ucapnya saat masuk kedalam kamar itu.

Begitu masuk aku langsung mematung di depan pintu memandang apa yang ada di dalam kamar tersebut.

“oh hay Hazz, dari mana saja kamu ?”, Tanya seorang laki-laki yang sangat ku kenali.

“who’s that girl ?”, Tanya yang lainnya.

“you new girlfriend ?”

            Mereka melontarkan banyak pertanyaan pada harry saat melihatku, sedangkan aku masih tetap mematung memandangi mereka semua. Kalau aku punya penyakit lemah jantung mungkin aku sudah mati saat ini juga. Bagaimana tidak, bertemu harry styles saja sudah sangat mengejutkan untukku dan sekarang harry membawaku ke hotelnya dan bertemu dengan yang lainnya. Ya, ada Zany,Niall, Louis, dan Liam disini, berdiri tepat di depanku.

“hey girl, are you ok ?”, Tanya Liam.

“a.. a..e..em.. ye-ah”, ucapku terbata-bata.

Aku mencoba menepuk-nepuk kedua pipipku dengan tanganku untuk memastikan apa semua ini hanya mimpi ?!
Tapi ternyata aku merasa sakit dan berarti ini semua nyata. Bagaimana mungkin ?!!
It’s imposible, very imposible !! :O
Damn, I’m very lucky..

“Ahaha.. she’s Directioners ?”, Tanya Zayn pada Harry sambil tertawa melihat tingkahku yang menapar-nampar pipi sendiri.

“yeah, kamu bias lihat bukan. ;)”

“wow, so lucky Directioner, right ! :D”, ucap Niall.

“then why did you bring him here ?”, Tanya Liam.

“oh, I hit it when fans chased me and made her knee injury”, ucap Harry sambil menunjuk ke lututku yang berdarah.

“OMG harry, You hurt her and make her clothes very dirty”, kata Niall.

“it’s ok, kita bias mengobatinya disini”, ucap Louis.

“yeah, good idea”, sau Zayn.

            Aku masih terdiam mematung di depan pintu sambil mendengar dan mencerna dengan baik apa yang mereka katakan. Seperti yang ku bilang aku tidak begitu pandai berbahasa inggris dan tau sendir bagaimana logat britis,terkadang tidak jelas. Dan dari yang ku dengar intinya mereka ingin mengobatiku.
            Oh ini pasti mimpi kan ? yeah ini pasti mimpi. Aku pasti sedang bermimpi di siang bolong karena terlalu terobsesi dengan mereka makanya mimpi ini terasa begitu nyata. Sebentar lagi aku pasti terbangun karena adikku atau kakaku yang berisik. Benar kata temanku, aku mulai gila.

“hei sweety, duduklah di sofa dan aku akan mengobati lukamu itu”, ucap liam lembut.

Oh syit, bahkan Liam memanggilku ‘sweety’.
Aku rasa aku memang sudah gila karena terus berkhayal.

            Akhirnya masih dengan muka ku yang cengo kaya sapi ompong, aku duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut. Kemudian semua the boys kecuali liam yang sedang mengambil kotak P3K pun ikut duduk di sekitarku.

“hei baby, apa kamu masih tidak percaya kalau kami nyata ?”, Tanya Zayn dan aku hanya mengangguk.

“it’s just my dreaming right ?”, tanyaku polos.

“no, no. you're not dreaming. It’s real”, jelas Harry.

Aku diam sejenak membuat Susana menjadi Akward.
Dan setelah diam beberapa lama barulah aku berteriak.

“OMG !! I can’t Believe that !!”

            Sekejab semua the boys tertawa melihat ekspresi mukaku saat mulai menyadari semua ini nyata. Aku seperti badu yang sedang menghibur mereka denagn ekspresi-ekspresi konyolku yang sebenarnya tidak ingin ku tunjukkan. Aku benar-benar terlihat konyol di depan mereka, aku tidak bisa jaim sama sekali. -___-

“hahaha… I can’t believe too”, ucap harry


            Taklama Liam datang membawa kotak P3K yang isinya terlihat lengkap. Lalu dia mengeluarkan kapas dan obat merah.

“ohhh… No, No, No !!”, teriakku saat melihat Liam ingin menyocolkan kapas dengan obat merahnya ke lututku.

“why ?”, Tanya Niall.

“itu pasti akan sangat perih :(”, ucapku sambil menjauhkan lukaku dari Liam.

“ini hanya akan terasa sedikit perih,
Tapi akan lebih baik setelah itu.”, bujuk Liam.

“No, no, no, no, no !!”, tolakku.

“come on, don’t scary. Kami bersamamu”, bujuk Zayn.

“pegang saja lenganku erat-erat jika kamu merasa sakit baby”, ucap Harry.

Akhirnya dengan terpaksa aku pun mau diobati.
Aku menggenggam erat lenagn Harry sambil memejamkan mataku.
Liam pun mulai mengobati lukaku perlahan-lahan agar aku tidak begitu merasa sakit.

“a-au.. !!!”, rintihku.

“slowly Liam”, teriak Niall.

Aku benar-benar mengggenggam lengan Harry dengan erat hingga akhirnya Liam selesai mengobati lukaku dan menutupnya dengan plester.

“ok, finished”, ucap liam dan kemudian aku pun membuka mataku yang sejak tadi ku pejamkan.

Liam tersenyum manis kearahku dan pergi menaruh kembali kotak P3Knya.

“sepertinya kamu benar-benar takut”, ledek Louis sambil tersenyum jahil dan menunjuk kearah lengan Harry yang masih ku genggam dengan erat.

“a-a.. thanks”, ucapku sambil menarik tanganku menjauh dari lengan harry. Aku blushing.

“you’re wellcome”, balas Harry sambil ngeWink ke padaku.

“Oh syit, he want make me die in this place now ?!! #>_<#” batinku.

“so… kamu bukan berasal dari sini ?”, Tanya Niall dan aku haya mengangguk.


            Aku benar-benar tidak bisa banyak bicara saking geroginya. Aku masih syok karena semua kejutan ini. Aku bahkan tidak pernah berfikir semua hal ini akan terjadi dalam hidupku, apalagi saat liburan kali ini.
            Selama ini aku berharap mereka menoticed Twitterku. Jika itu terjadi pun mungkin aku akan teriak sekencang-kencangnya kemudian loncat-loncatan dan guling-gulingan di kasur saking senangnya. Tapi ini ?! mereka tepat di depanku, berbicara denganku, tersenyum hanya padaku dan menyentuhku. Aku ingin menangis saat ini juga saking bahagiannya. :”)

“then, where you come from?”, Tanya Niall lagi memecah keheningan yang ku buat.

            Aku diam sejenak dan menatap mereka satu persatu kemudian menarik nafas panjang dan mencoba tersenyum lepas.

“I’m from Indonesia. You know, right ?”, jawbaku dan kemabli bertanya pada mereka.

“INDONESIA ?! ah yeah, I know. Indonesia is a Beautiful Country. And we’d very want to go to Indonesia”, ucap Zayn excited.

“I know :)”, ucapku singkat denag senyum.

“wow, you’re so beautiful when you smile”, puji Harry membuatku makin malu.

Aku pun mencoba mencari topic lain untuk menghilangkan malu dan gerogiku.

“emm… aku tidak tau kalian disini. Memang sejak kapan kalian di sini ?”, tanyaku.


            Ya aku sebenarnya sedikit bingung denga mereka yang tiba-tiba ku temukan di Singapura ini. Memang sih beberapa hari ini aku tidak bias membuka Twitter karena tidak ada internet, jadi banyak berita yang kulewati. Tapi kenapa berita sepenting ini bias ku lewatkan ?!

“kami harus mendatangi beberapa acara disini”, jawab Liam yang baru dating sambil membawakan segelas air.

Liam pun duduk di sebelahku, dan memberikan minum itu padaku.

“ini, minumlah”

“ah, emm.. thank you Liam”, jawabku sambil menerima gelas tersebut dan meminumnya.

“sungguh aku masih tidak bias percaya kalau ini nyata. Aku merasa seperti sedang berkhayal”, ucapku sambil menggenggam tanganku yang sejak tadi gemetaran.

“are you happy ?”, Tanya Zayn tiba-tiba.

“of course! jujur saja aku ini directioner fanatic. Aku selalu mencari tau semua tentang kalian, selalu berharap di noticed dan di follback kalian. Ya meski aku tau terlalu kecil kesempatan itu karena berjuta orang di dunia ini juga berharap yang sama sepertiku.”, ceritaku panjang lebar sambil sesekali membuka alfalink saat aku lupa kata-kata. :p


            Sebenarnya mereka sedikit bingung melihatku yang sebentar-sebentar berhenti bicara dan membuka alfalink dan barulah kemudian melanjutkan omongan kembali. Aku sendiri ingin tertawa dengan tingkahku ini. Lol
            Tapi entak kenapa saat bercerita tentang suka duka ku pada mereka aku jadi ingin menangis sendiri. Terlalu banyak suka duka yang kulewati selama menjadi Directioners. Tapi aku bias melewati itu semua sambil tetap berharap dan bermimpi suatu saat semua mimpiku pasti akan menjadi nyata. Dan saat ini semua harapanku telah menjadi nyata. :’)

Niall yang melihat ku iningi menangis langsung memelukku.

“emm.. Niall”
“don’t’ cry baby”, ucapnya sambil mengelus lembut rambutku.

            Jadi begini rasanya pelukan Niall yang sering dibicarakan. Pelukan yang begitu hangat dan menenangkan yang pernah the boys katakana. Pelukan yang di bangga-banggakan para Directioners meski belum pernah merasakannya.

Taklama Niall pun melepas pelukannya dan tersenyum padaku. Aku pun membalas senyumannya.

“oh yeah, what’s your name baby ?”, Tanya Harry padaku.


            Setelah lama berbincang dan bertemu baru sekarang dia ingat menanyakan namaku. Haha…
Sejak tadi mereka memang hanya memanggilku dengan sebutan ‘baby’ atau ‘sweety’ dan lupa menanyakan namaku.

“oh, haha.. I’m forget. My name is Adilla Permata and you can call me Dilla. :)”

“nama yang indah”, puji Harry.

“oh yeah, maaf sebelumnya. Aku ingin memberitahu kalian kalau sebenarnya kau kurang pandai berbahasa inggris, jadi…. bisa kalian berbicara agak pelan dan lebih jelas ?”

“oh, sorry. No problem Dilla”, ucap Harry sambil merangkul pinggangku.

“dan.. sebenarnya.. aku tidak tau jalan pulang. Kamu tadi menarikku begitu saja. Masalahnya lagi aku tidak bias menghubungi siapapun disini”, ucapku melas.

“OMG, I’m so sory again. I don’t know”, sesal harry.

“oh no problem harry”.


Mendengar hal itu mereka pun berembuk bersama mencari jalan keluar dari masalahku.
Aku benar-benar merasa tidak enak karena harus merepotkan mereka, :(

Setelah beberapa lama berembuk mereka pun kembali kedekatku.
Louis memulai pembicaraan.

“karena sudah malam dan kamu juga tidak tau jalan jadi lebih baik untuk mala mini kamu tidur di sini saja.”

“kamu bias tidur di kamarku dan aku akan tidur di kamar bersama yang lain atau di sofa”, lanjut Harry.

“but.. oh, I’m really sorry. Aku jadi merepotkan kalian semua :-/”

“no, it’s my fault, jadi biar aku bertanggung jawab”, ucap harry.

“tapi kamu jadi harus tidur di sofa”.

“no problem”, Harry tersenyum ke arahku.

OMG aku baru ingat soal orang tuaku gara-gara aku sangat syok karena bertemu mereka. :O

“emm… bagaimana cara aku menghubungi orang tuaku ? mereka pasti cemas karena tiba-tiba aku menghilang. :(”

‘’hemm… apa tidak ada cara untuk menghubungi salah satu dari keluargamu ?”, Tanya Zayn.

“….”

Semua berfikir..

“ah.. sepertinya kaka ku sering OL twitter entah memakai apa”

“kalau begitu kirim pesan pada kakamu itu lewat twitter”, usul Niall.

“tapi aku tidak bias OL dengan Hp ku. :(” *menunjukan sinyal hp yang off*

“pakai Hp ku saja”, ucap Harry

“hah ? apa tidak apa ?”

“kenapa tidak ? Twitterku bisadi sing out dulu kan”

“oh thank you. Aku terus saja merepotkan kalian”

“no problem”, ucap mereka kompak.

     Harry pun memberikan Hpnya padaku dan aku pun langsung membuka twitterku dan mengirim Dm ke twitter kaka ku.

“@
fauzai_is_boss: ka, male mini Dilla ga balik ke hotel soalnya temen Dilla gak nyasar kok, besok Dilla pulang kok di anter temen Dilla.”

Selesai mengirim pesan aku pun mencoba men cek TL kaka ku.
Ternyata kaka ku baru saja membuat statu san berarti dia masi OL saat ini.
Dan benar saja tidak lama kemudian balasan datang.

“@AdillaPermata: heeh bilang dari tadi ngapa !! udah pada khawatir tau nyariin kamu dari tadi. Dikirain kamu ilang beneran.”

“@
fauzan_is_boss: maaf ka, ini aja minjem Hp temen buat Ol dari tadi gak kefikiran gimana ngasih tau ke bunda ayanya, baru kefikiran sekarang. Yah pokoknua bilang begitu aja deh sama bunda sma ayah. Ok..”

Setelah selesai aku pun meng sing out twitterku dan mengembalikan Hp Harry.

“thanks Harry” :)

“Di balas ?”

“iya sudah. Kakaku sedikit marah tapi tidak apa”

“baguslah kalau begitu” :)


“emm… kalian tidak latihan atau apa ?”, tanyaku membuka topic baru.

“ini kami juga baru saja ingin latihan”

“emm.. aku boleh melihat kalian latihan ?”

“of course, why not”


     Merekapun duduk di sofa. Niall dan Liam seperti biasa memegang gitar dan mulai memainkan lagu Little Things. Betapa beruntungnya aku bias mendengar mereka bernyanyi live. Aku pun mengikuti mereka bernyanyi dengan suara kecil.

“[Zayn]
Your hand fits in mine
Like it's made just for me
But bear this in mind
It was meant to be
And I'm joining up the dots with the freckles on your cheeks
And it all makes sense to me

[Liam]
I know you've never loved
The crinkles by your eyes
When you smile
You've never loved
Your stomach or your thighs,
The dimples in your back at the bottom of your spine
But I'll love them endlessly

I won't let these little things slip out of my mouth
But if I do
It's you
Oh, it's you they add up to
I'm in love with you
And all these little things

[Louis]
You can't go to bed without a cup of tea
And maybe that's the reason that you talk in your sleep
And all those conversations are the secrets that I keep
Though it makes no sense to me

[Harry]
I know you've never loved
The sound of your voice on tape
You never want
To know how much you weigh
You still have to squeeze into your jeans
But you're perfect to me

I won't let these little things slip out of my mouth
But if it's true
It's you,
It's you they add up to
I'm in love with you
And all these little things

[Niall]
You'll never love yourself half as much as I love you
You'll never treat yourself right, darling, but I want you to.
If I let you know I'm here for you
Maybe you'll love yourself like I love you, oh.

[Harry]
And I've just let these little things slip out of my mouth
'Cause it's you,
Oh, it's you,
It's you they add up to
And I'm in love with you
And all these little things

[All]
I won't let these little things slip out of my mouth
But if it's true
It's you,
It's you they add up to
I'm in love with you
And all your little things”


     Saat bernyanyi tadi entah kenapa Harry dan Niall terus menata ke arahku, membuat ku malu sendiri.



-to be continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar