Kamis, 14 Maret 2013

Because Your Smile Part 1


#1DLS "Your Smile" Part 1
created by @DyahAnindes

I hope you will like it and enjoy reading it. I'm sorry if this is a bad, tell me what you think about this story :)

----------------------------------------------------
The end of the night
We should say goodbye
But we carry on
While everyone’s gone
                               
Never felt like this before
Are we friends or are we more?
As I’m walking towards the door
I’m not sure

But baby if you say you want me to stay
I’ll change my mind
'Cause I don’t wanna know I’m walking away
If you’ll be mine
Won’t go, won’t go
So baby if you say you want me to stay, stay for the night
I’ll change my mind.

Lean in when you laugh,
We take photographs
There’s no music on
But we dance along
Never felt like this before
Are we friends or are we more?
As I’m walking towards the door
I’m not sure.

But baby if you say you want me to stay
I’ll change my mind
'Cause I don’t wanna know I’m walking away
If you’ll be mine
Won’t go, won’t go
So baby if you say you want me to stay, stay for the night
I’ll change my mind.
I’ll change my mind.

Baby if you say you want me to stay
I’ll change my mind

But baby if you say you want me to stay
I’ll change my mind
'Cause I don’t wanna know I’m walking away
If you’ll be mine
Won’t go, won’t go
So baby if you say you want me to stay, stay for the night
I’ll change my mind.

Change My Mind by One Direction. Lagu ini baru saja di akhiri oleh seorang gadis berambut hitam panjang dengan pakaian sederhana yang sedang mendengarkan lagu dari Just Beatnya. Gadis ini sangat menghayati lagu yang baru saja di putar pada track lagu di iPhonenya itu. Menyanyikan lagu tersebut dengan fasih tak terbata-bata. Sepertinya gadis ini memang hapal betul lirik dari lagu ini. Suara gadis ini tidak jelek. Tidak terlalu bagus juga, tetapi cukup bisa di nikmati bagi siapa saja yang mendengarkannya. Suaranya lembut, mungkin karena lagu yang dinyanyikannya juga termasuk mellow. Gadis ini menghadap jendela dan memandangi hujan rintik yang membasahi benda yang terbuat dari kaca tersebut.
Dengan memeluk boneka kesayangannya sembari memejamkan mata dan menghayati lagu berikutnya yang diputar di iPhonenya saat ini. I Would, judul lagu yang kali ini gadis itu sedang dengarkan. Seiring dengan irama lagunya yang lumayan beat, gadis ini, Krichel mengayun-ayunkan bonekanya seperti sedang berdansa atau lebih tepat dikatakan dengan nge-dance.
Krichel memang sangat amat menyukai Boyband asal Inggris ini, ya, One Direction. Sebutan untuk gadis ini adalah Directioner, nama fans dari One Direction. Krichel banyak mempunyai pernak-pernik bernuansa One Direction. Mulai dari poster, gelang, kalung, jacket, baju, dan yang lainnya. Kamarnya dipenuhi dengan tempelan poster-poster One Direction. Entah berapa jumlahnya, banyak, sangat banyak. Mungkin keinginannya tentang One Direction dihidupnya sudah terpenuhi semua. Oh, kecuali satu, bertemu dengan One Direction. Ya, gadis ini belum pernah sama sekali bertemu dengan Boyband yang sedang naik daun ini. Dan keinginannya untuk yang satu ini sepertinya mustahil untuk terlaksanakan. Disamping perbedaan Negara yang sangat jauh, Indonesia-USA (keberadaan One Direction saat ini), One Direction juga belum membicarakan soal akankah mereka mengadakan konser di Indonesia.
Jika mengenai biaya, Krichel sudah cukup banyak mempunyai uang hasil tabungannya. Jadi, untuk membeli tiket konser 1D, Ia rasa sudah tercukupi. Tapi untuk pergi ke Negara maju tempat Boyband pujaannya itu berada, rasanya tidak mungkin cukup. Dan mana mungkin orang tuanya mengizinkannya untuk pergi ke sana sendirian. Krichel hanya gadis berumur 17 tahun yang belum pernah ke luar negeri sendirian, ditambah sedang ada permasalahan diantara kedua orang tuanya yang menyebabkan pertengkaran-pertengkaran terjadi dalam beberapa hari ini. Dan tidak mungkin juga Ia izin pergi ke sana hanya karena untuk melihat idola besarnya. Tingkat perizinan yang akan diberikan oleh orang tuanya adalah 0%. Jadi untuk sekarang ini Krichel hanya bisa mewujudkan obsesinya dengan mempunyai segala hal tentang One Direction.


Ini adalah hari Minggu, pukul 09.00 WIB. Krichel masih terbaring manis melekat pada benda besar yang terbuat dari busa itu. Kain lembut nan tebal juga masih menutupi seluruh tubuh Krichel hingga batas lehernya. Mustahil bagi Krichel bila dia sudah bangun sepagi ini dan terlebih ini adalah Minggu. Dia pasti masih berada di alam mimpi indahnya bersama artis-artis tampan dan membayangkan Ia sedang diperebutkan dengan mereka. Hmm.. gadis pemimpi.

RIIINGGGGGG!!!! 

“Oh, shit man! Shut up you stupid clock! this is Sunday!”. Gerutu Krichel lalu melemparkan sebuah bantal kearah jam beker di meja yang terletak di samping tempat tidurnya itu. 

RIIINGGGGGG!!!! 

“Oke, oke aku bangun, benda mati cerewet! ugh!” Ia pun berjalan tertatih menuju jam bekernya untuk mematikan bunyi nyaring itu. Setelah bersusah payah meraih jam itu karena berjalan sambil mata terpejam, akhirnya Ia berhasil menghentikannya.


Krichel memeriksa iPhonenya untuk melihat ada massage atau tidak. Ternyata ada 5 massages belum dibaca. Ia membacanya satu per satu. Pesan pertama dari Vivian, teman dekat Krichel. ‘Chel, nanti pergi nonton yuk! penasaran banget nih sama Breaking Dawn part 2 hehe. Mau ya? kalau mau nanti aku jemput jam 10.30, Ayolah ini kan Minggu ;)’ dan Krichel membalasnya ‘Oke, darl. sampai ketemu yaaa..’ lalu Krichel membaca pesan yang kedua. Pesan ini dari Vivian juga. Isinya sama persis seperti yang pertama. Tapi beda 15 menit dilihat dari waktu terkirimnya. Mungkin Vivian sengaja mengirimkannya lagi karena tidak mendapat balasan cukup lama. Pesan ketiga, keempat, dan kelima pengirimnya hanyalah operator. “Ih sok kenal banget sih operator sampe SMS aku segala, huh!” ucapnya dengan nada kesal, lalu berjalan menuju kamar mandi.

Pukul 10.15, Krichel sudah rapi dengan dandanannya yang tidak begitu elegan namun tetap bisa membuatnya cantik. Sepatu boots berbahan kain setinggi betis berwarna coklat dengan banyak kancing, melekat di kedua kakinya. Baju putih polos dibalut dengan jacket hitam yang dibiarkan terbuka serta hot pants jeans membuat gadis mungil ini semakin cantik. Rambutnya Ia gerai dan diberikan jepit rambut pink untuk menghiasi rambut hitam pekatnya itu. Krichel menuruni tangga menuju ruang makan. Karena Ia tahu bahwa dirinya sangatlah lapar.

“Pagi Ma..” sapa Krichel begitu melihat Ibunya sedang menuangkan nasi goreng kedalam sebuah piring.

“Pagi, sayang. Ayo kita makan! Mama udah siapin semuanya.”

“Oke, Ma. Oya, Ma, Papa mana ?” Tanya Krichel sembari menarik kursi dan duduk di hadapan Ibunya.

“Gak tau. Tadi malem Papa pergi waktu habis bertengkar sama Mama. Tapi Mama gak tau dia pergi kemana.”

“Ma, sebenernya Papa sama Mama ada masalah apa sih? kenapa beberapa hari belakangan ini Papa sama Mama sering berantem?” Tanya Krichel penuh keseriusan, kemudian menggigit ujung roti yang beroleskan selai kacang itu.

Ny. Damond-mamanya Krichel-terdiam sejenak. Menarik napas dalam, lalu menghembuskannya. Terlihat sekali bahwa pertanyaan Krichel barusan membuatnya terpukul. 

“Mama sedang tidak ingin membicarakannya.” ucapnya menggeleng pelan.

“Yasudah, kalau begitu. Mungkin Mama belum siap untuk menceritakannya padaku. Tapi lain kali, aku harus tahu semua sebab-akibat Papa dan Mama bertengkar. Ingat, aku anak kalian.” serunya dua kali lebih serius dari pertanyaannya tadi.


TIINNN.. TIIIINNNN.. 

suara klakson mobil terdengar dari depan rumah Krichel. 

“Vivian sudah datang. Aku akan pergi menonton bersamanya. Mama hati-hati ya di rumah sendirian. Kalau ada apa-apa cepat hubungi aku, dan aku akan segera pulang.” tukas Krichel lalu mencuim kedua pipi Ibunya.

“Iya sayang, kamu juga hati-hati ya!”

“Bye, Ma…”



“Oh My Lovely Godness! It’s amazing film I ever watch!!! Aaaaa.. iya kan, Chel?” seru Vivian yang sangat takjub atas apa yang baru saja mereka tonton berdua bersama Krichel. Gadis ini memang sangat ekspresif. Jadi apapun perasannya, ia pasti akan mengekspresikannya.

“Please deh, Vi. Gak usah lebay! Bagus sih emang filmnya, banget malah, tapi gak usah segitunya jugaaa..” gerutu Krichel yang mulai pusing dengan ocehan Vivian yang memang sepanjang film diputar Ia selalu mengeluarkan komentar-komentar berlebihan bahkan mengekspresikannya juga dengan berlebihan.

“Abis aku bener-bener terkesima, Chel. Adegan-adegan filmnya itu lhoo! Apalagi pas peperangannya! Astaga, aku sampe kehabisan kata-kata betapa kerennya film ituu!”

“Ya, ya, Vi. Enough ya lebaynya. Mending sekarang kita pulang, yuk!” ajak Krichel sembari melihat jam tangannya, pukul 13.55.

“Kenapa kita gak makan siang dulu, Chel? Aku laper nih.. Kamu juga laperkan?” ucap Vivian menaik-turunkan alisnya karena Ia tahu bahwa Krichel adalah tipe cewek yang mudah lapar.
Well, sebenarnya perkataan Vivian memang sangat benar. Bahkan Krichel sudah menahan lapar sejak dari pertengahan film tadi. 

“Hmm, boleh juga.”

10 menit kemudian, mereka sampai di foodcourt yang terletak pas di samping kiri Carefour. Setelah mereka duduk di bangku yang kosong, mereka langsung memesan makanan yang mereka inginkan. Tak lama pesanan pun datang dan mereka berdua langsung melahap makanan masing-masing tanpa mengobrol sama sekali. Mungkin kedua gadis ini sangatlah lapar. Tidak terkesan buru-buru, 15 menit kemudian mereka selesai makan siang.

“Vi, aku mau ke toilet dulu ya, kebelet, hehe”. ucap Krichel dengan cengirannya yang khas.

“Oke, jangan lama-lama ya.”

“Sip..”


Krichel pun beranjak dari meja tempat mereka makan tadi dan menuju ke kamar mandi wanita. Krichel melangkah dengan terburu-buru. Ia melangkah tanpa melihat ke depan, melainkan dengan merunduk. Entah kenapa, Ia merasa orang-orang yang berada di foodcourt itu sedang memerhatikannya. Padahal, itu Cuma perasaannya saja. Karena kenyataannya orang-orang itu sibuk dengan urusannya masing-masing. Krichel memang seperti itu, jika berada di sekitar orang banyak, Ia pasti nervous. Padahal Ia sedang tidak melakukan apa-apa, tapi tetap saja perasaan aneh yang membuat wajahnya hangat itu menghampirinya. Mungkin karena Krichel adalah gadis yang kurang percaya diri.

Ketika Ia ingin berbelok ke arah pintu toilet, Krichel menabrak seseorang yang kelihatannya juga sedang terburu-buru. Krichel terjatuh. Ia pun mengaduh kesakitan karena pas sekali bagian bokongnya menyentuh lantai cukup keras.

“Aw.. Aduh sakit!” rintih Krichel sambil mengelus-elus bagian bokongnya dan mencoba bangkit dari jatuhnya.

“I’m sorry, Girl! I didn’t mean..” seru seseorang yang-sebernarnya- menabrak Krichel. Orang itu mencoba untuk membantu Krichel berdiri. Namun Krichel tidak menghiraukan uluran tangan orang itu dan langsung berdiri sendiri. Ia masih merunduk mencoba melihat bagian bokongnya apakah kotor atau tidak.

“Are you okay?” Tanya seseorang itu yang sepertinya adalah seorang pria.

Krichel mendongak melihat wajah orang itu. Dan ternyata… OH MY GOD!!!!!! Sepertinya Ia sama sekali tidak percaya atas apa yang Ia lihat dihadapannya saat ini. Tubuhnya membeku, jantungnya berdegup amat amat sangat cepat. Napasnya tersenggal-senggal, dengkulnya melemas. Wajahnya seketika terasa sangat hangat-bahkan panas, berkeringat-hingga terasa sampai telinganya. Lidahnya tidak berfungsi untuk saat ini, kaku, sangat kaku. Suaranya juga tercekat. Padahal ingin sekali Ia berteriak sekencang mungkin jika Ia bisa. Mata Krichel membesar dan unuk beberapa detik mengerjap-erjap tanpa henti seakan yang dilihatnya saat ini adalah seorang artis terkenal yang sangat Ia idolakan.

“Hey, girl? are you alright?” ulang seseorang itu karena selama beberapa menit ini gadis yang Ia tabrak tidak berkata sedikit pun. Melainkan terus melihat lekat ke wajahnya dengan ekspresi yang tidak Ia mengerti. Seseorang itu melambai-lambaikan telapak tangannya tepat di depan mata Krichel.


Tiba-tiba Krichel melemas dan jatuh pingsan. Astaga! Bagaimana tidak! Ternyata orang yang berada di hadapannya itu adalah Niall Horan, salah satu personil One Direction! Terang saja Krihel menjadi seperti itu. Pasti Ia sangat kaget karena memang sangat tidak mungkin seorang artis luar negeri papan atas yang sudah sangat terkenal bisa berda di foodcourt kecil seperti ini. Bukan, bahkan sangat sulit dipercaya artis ini bisa berada di Indonesia! Dan terlebih lagi, artis ini adalah idola besar Krichel yang selama ini sangat Ia harapkan untuk bisa bertemu dengannya.

“Oh my God! Apakah aku menabraknya terlalu kencang sampai gadis ini jatuh pingsan? apakah tulang belakangnya patah? apa dia mati? Ya Tuhan.. apa yang harus aku lakukan?” seru Niall Horan dalam bahasa Inggris, terlihat sekali bahwa Ia sangat khawatir. Ia takut terjadi apa-apa dengan gadis yang tidak di kenalnya ini dan harus bertanggung jawab karenanya.

Niall pun menggendong Krichel dengan terbaring di kedua lengan besarnya. Berjalan dengan tergesa-gesa dan langsung membawa Krichel masuk ke dalam mobilnya yang Ia parkir tepat di depan pintu masuk mall ini. Niall membaringkan Krichel pada bangku belakang. Lalu beranjak ke tempat kemudi dan duduk di depan stir mobilnya. 

“Kemana aku harus pergi membawanya? Ke Rumah Sakit? ah, tidak. Akan panjang urusannya. Atau aku bawa ke rumah Oscar saja? di sana kan sedang tidak ada orang, jadi aman. Tapi, kalau gadis ini terluka bagaimana? Yah, biar sajalah. Yang penting aku harus menolongnya.” gerutu Niall sembari mengendarai mobilnya. Ia akan membawa Krichel ke rumah Oscar-sepupu Niall-dan akan merawatnya sampai Krichel sadarkan diri.



Perlahan Krichel mencoba membuka kedua matanya. Sangat berat dan kepalanya sakit. Krichel masih tidak bisa melihat jelas berada dimana dia sekarang. Ia juga tidak mengerti mengapa Ia bisa berada disini. Apa yang sebenarnya terjadi? pikirnya. Krichel mendudukan dirinya dan bersandar di kepala kasur berwarna biru dongker itu. Melihat sekeliling dan berpikir, aku ini ada dimana? bagaimana bisa aku berada disini? Kepalanya semakin pusing jika memikirkan hal itu. Jadi, Ia putuskan untuk menenangkan pikirannya sejenak. Karena Ia juga tidak tahu mengapa kepalanya jadi sesakit ini.

“Hey, kamu sudah sadar rupanya? syukurlah..” ucap Niall yang muncul membawakan segelas air putih yang diletakkan di atas nampan.

Krichel membuka mulutnya lebar-lebar, membesarkan matanya, dan kemuadian menutup mulutnya menggunakan kedua tangan lalu menggeleng cepat. 

“Impossible.” gumamnya pelan.


-to be continued-

Maaf ya kalo banyak typo ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar