Senin, 06 Januari 2014

My Dreams Part 13

#1DLS “My Dreams” Part 13
created by @nabiladumbidam


Happy Reading

-------------------------------------------------



Setelah konser itu berakhir aku pun keluar dari dalam ruangan menuju toilet. Ruangan yang cukup dingin membuat ku ingin ke kama mandi. Toilet terlihat sepi dan sepertinya memang hanya aku yang ada di sini. Entah lah, mungkin yang sudah terbiasa dengan tempat dingin tadi. Setelah selesai aku pun segera keluar toilet untuk pulang tapi aku terkejut saat melihat seseorang yang ku kenal berdiri tepat di depan pintu toilet sambil bersender ke dinding.

“Paul !!!”

“Hi, long time no see.”, sapanya ramah tapi masih dengan sikap seorang bodyguard.
“yeah, long time no see. How are you?”, balas ku.
“I’m good, you?”
“I’m good too.”
“jadi--- sedang apa kamu di sini?”, Tanya ku canggung.
“menunggu mu.”, jawabnya.
“menunggu ku? Untuk apa?” Tanya ku lagi pura-pura tidak mengerti.
“seseorang ingin bertemu dengan mu. ikut lah dengan ku.” ajaknya dan aku pun hanya menurut dan mengikutinya.

Sudah bisa ku kira. Setelah Harry menatap ku tadi aku semakin yakin kalau mereka mengenali ku dan sekarang aku tau tujuan Paul. Dia akan membawaku bertemu the boys. Sipa tidak siap aku harus bertemu dengan mereka.


Paul membawaku keruangan di belakang panggu dan di sana sudah berdiri Niall, Zayn dan Liam yang sedang bercanda-canda. Begitu Paul datang meerka langsung menatap kearah ku. memperhatikan ku dari atas sampai bawah, membuat ku risih sendiri. Tapi… di mana Harry dan Louis? Mereka tidak ada disini. Ah, mungkin mereka sedang ke toilet atau ke ruang ganti.
Sesampai di hadapan the boys aku yang gugup hanya bisa menggigit biir bawah ku dan kemudian tersenyum cangggung. Hingga akhirnya Zayn mulai membuka suara.

“Hi Smiley. You look so different now. Kamu terlihat jauh lebih cantik sekarang.  ;)”
“Hi Zayn. Ahaha.. kamu juga semakin tampan. :)”, jawabku kemudian memeluk Zayn.

Ahhh.. aku rindu pelukan hangat dari mereka, wangi masing-masing parfum mereka yang khas dan sudah kuhafal di luar kepala ku. wangi mereka masih sama, tidak berubah sedikit pun.

“Parfum mu masih sama Zayn.”
“yeah, aku menyukai baunya dan aku kira aku tidak akan pernah menggantinya selama barang itu masih tersedia.”
“Ahaha… aku menyukai baunya.  :) dan--- hi Daddy. I miss you so Much.”, sapa ku kepada Liam sambil pergi ke dalam pelukannya.

“I miss you too Dilla.  :)  How are you?”
“I’m good.”
“Good News”, ucapnya kemudian kami saling melepas pelukan kami.

“And—Hi Hungry boy. :D  oh god, I really miss you. >.<”, ucap ku kemudian berlari kepelukan Niall.
“Ahaha.. calm baby. I’m here. I Miss you too.  :)”

Aku memeluk Niall begitu erat. Dari semua pelukan yang pernah ku rasakan, pelukan Niall lah yang paling hangat dan menenangkan. Pelukan darinya selalu berhasil membuat ku merasa aman. Rasanya ingin lebih lama berada di dalam pelukan ini dan tidak ingin melepaskannya.

“hei, hei. Aku fikir kamu begitu merindukan ku. Ahaha..”, Canda Niall.
“Oh Niall, aku rindu pelukan hangat dari mu.”, jawab ku yang masih berada di dalam pelukan Niall.

Aku masih terus memeluk Niall hingga Louis dan Harry datang menghampiri kami.
Aku tidak menyadari itu hingga Louis berseru pada ku.

“OMG!! I really miss you sister.”, serunya dan membuatku menengok ke arahnya dan melepaskan pelukan ku dari Niall. aku menatap Louis dan Harry sejenak hingga akhirnya melebarkan senyum ku.

“hi brother, I really miss you. :D how are you?”
“I’m fine. What about you sist?”
“yeah, seperti yang kau lihat sekarang.  :)”
“oh yeah, aku bisa melihatnya.  :)  sifat mu tidak berubah sama sekali meski penampilan mu berubah.”
“Really? Tapi aku fikir aku memang tidak berubah.”
“ahh, kau berubah. Menjadi jauh lebih cantik dari pada dulu. Menurut ku dulu kamu sudah sangat cantik tapi sekarang kau bahkan lebih cantik lagi. Benarkan itu Harry?  :D”, Tanya Louis sambil menyikut ringan lengan Harry. Tapi Harry hanya terdiam tak berkomentar.

Aku pun menatap harry yang masih saja terdiam bagai patung. Aku tmencoba tersenyum padanya meski aku gugup tapi dia tetap saja terdiam tidak membalas senyumku sama sekali. Bahkan sdia menatapku dengan tatapan dingin seperti aku adalah orang yang sangat tidak ingin dia temui, sekan dia tidak sama sekali mengenal ku. melihatnya tetap menatap ku seperti itu mebuat senyumku pudar. Aku hanya bisa menggigit bibir ku.
           
Tiba-tiba Harry pergi begitu saja melewati ku tanpa berkata apa-apa pada yang lain, seakan aku hanya sebuah bayangan. seketika hati ku terasa di tusuk ribun panah, panah itu menancap begitu dalam dan membuat luka yang teramat sakit. Rasanya ingin menangis saat itu juga tapi aku tidak mau terlihat lemah di hadapan yang lain. aku hanya ingin dikenal sebagai gadis yang ceria. Aku pun hanya bisa menunduk sambil menahan air mata agar tidak mengalir dari mata ku. sadar yang lain memperhatikan ku, aku pun mengangkat muka ku dan mencoba tersenyum manis di depan mereka.

“Are you ok?”, Tanya Liam yang sekarang sudah berada di sebelaku.
“yeah, I’m ok Daddy.’, jawabku sambil tersenyum, senyum palsu.
“mungkin dia sedang ber mood jelek sekarang. Tidak usah kamu fikirkan ya.”, hibur Zayn sambil mengelus rambutku lembut.
“ya, aku tau itu. Tenang saja aku tidak apa-apa.  :)”, dustaku. Kemudian aku menghampiri Louis dan memeluknya.

“oh, I really miss you brother. Rasanya banyak sekali yang ingin ku ceritakan pada mu”, ucapku di pelukan Louis.
“I really miss you too sist. Senang rasanya bisa melihatmu lagi”
“me too…”, jawab ku lemah.

Saat ini rasanya aku benar-benar ingin menangis di dalam pelukan Louis. Pelukannya seperti pelukan seorang kaka untukku. Louis mempunyai sifat yang Dewasa meski terkadang suka bersikap konyol. Dia seperti kaka yang selalu menegrti situasi, kapan harus bersikap dewasa untuk menenangkan dan kapan harus bersifat konyol untuk menghibur. Akan sangat menyenangkan jika memiliki kaka yang penyayang seperti Louis. Berada di pelukan Louis semakin membuat ku ingin menangis. Akhirnya ku pun segera melepaskan pelukan ku darinya.


“Emmm… I think I must go back now.  :-/”, ucapku berbohong. Aku tidak sanggup lagi menahan tangisku ajdi ku putuskan untuk pulang dan menangis di jalan. Setidaknya tidak di depan mereka.

“Tapi kita kan baru beretmu lagi”, saut Niall yang sepertinya tidak senang jika aku harus pulang. Aku pun memcoba berbagai alasan agar aku bisa segera pergi dari hadapan mereka.

“Tapi aku punya banyak tugas kuliah yang harus ku kerjakan. Aku harus mengumpulkan tugas itu besok.”

Aku terus berbohong pada mereka. aku tidak punya tugas kuliah hari ini dan lagi pula kuliahku sedang libur selama sebulan ini. Aku hanya ingin pulang dan menangis di rumah. :(

“kami tidak bisa memaksa mu kalau memang kamu memiliki tugas. Senang sekali bisa bertemu kamu lagi dan hati-hati di jalan.”, ucap Liam.
“Thanks Daddy. Maaf karena hanya bisa bertemu kalian sebentar. Sejujurnya aku sangat senang bisa bertemu kalian lagi, tapi aku terlalau sibuk. maaf”
“Tidak apa. Kami juga sangat senang bisa berte dengan mu lagi. I Love You sist”, ucap Louis sambil mengelus rambutku.
“I Love You too brother, and I Love you all. Bye”, balasku kemudian meninggalkan mereka semua dnegan senyum palsu ku.

            Aku masih mengembangkan senyum palsu ku saat melewati lorong-lorong. Ada beberapa kru yang ku kenal menyapaku, aku pun hanya membalas dengan senyuman. Saat hamper tiba di ujung Lorong aku melihat Harry bersama beberapa gadis-gadis yang sepertinya adalah Directioners. Aku tidak begitu mengerti bagaimana mereka bisa masuk ke dalam dan bersama Harry sekarang tapi aku rasa Harry lah yang membawa mereka masuk. Ada kira-kira 5 gadis yang bersama Harry, dan mereka semua adalah gadis-gadis cantik. Yah, Harry memang paling pandai untuk urusan memilih seorang gadis cantik.
            Aku hanya bisa terdiam memandang Harry dan para gadis itu. Mereka sedang sibuk bercanda dan berfoto-foto dengan Harry. Harry terlihat sangat senang dengan para gadis-gadis itu, terlihat dari senyuman tulus dan tawanya yang membuat lesung pipitnya tercetak jelas di pipinya. Seketika rasa sakit kembali menyerang hati ku. ekspresi terakhir yang terakhir Harry tunjukan padaku hanya sebuat tatapan dingin sedangkan bersama mereka Harry bisa tersenyum dan tertawa bahagia. Aku rasa Harry benar-benar tidak menyukai kedatangan ku. dia pasti sudah melupakan ku dan membenci ku. mungkin buatnya kau hanya gadis aneh yang datangekmbali ke dalam hidupnya. Aaahhh… harusnya kau sadar itu. Harusnya aku memang tidak perlu muncul kembali di hadapan dia dan semuanya.

            Aku masih terdiam terpaku menatapnya hingga salah seorang gadis menyadari keberadaanku dan memberitahu pada Harry, dan jadilah Harry menatap ke arahku. Aku teatp terdiam seperti patung saat mereka semua menatap kearah ku. dan dengan bodohnya aku membalas tatapan Harry. aku tetap menemukan tatapan mata hijau Harry yang dingin dan seakan mengintimidasiku. Rasa sakit itu kembali muncul, membuatku semakin tak kuasa menahan tangis.
            Aku mencoba memasang senyuman biasaku dan berjalan melalui mereka semua begitu saja. Air mata ini sudah berada di ujung pelupuk mata ku dan dalam hitungan detik akan segera tumpah. Seluruh tubuhku uudah bergetar akibat menahan tangis. Begitu sampai di luar gedung, air mata ku pun tumpah begitu saja. Ku dudukan diriku yang sudah begitu lemas di pinggiran trotoar pembatas atar jalan dan sebuah taman dan menangis. Beruntung Susana di luar gedung sudah sepi, hanya ada beberapa mobil yang berlalu lalang.
           
Ku tatap foto-foto hasil jepretanku tadi yang berada di dalam DSLR dan hal itu membuat air mata ku semakin deras mengalir. Aku berhenti pada sebuah foto Harry yang sedang tersenyum di panggung.

“aku merindukan senyum mu yang hanya untukku Harry.  :”(”, ucap ku dengan suara serak.

“melihat mu membenci ku sangat menyakitkan untukku.  :”(”, ucap ku lagi kemudian menutup wajahku dengan kedua telapak tangan ku.

Tiba-tiba aku merasakan seseorang memelukku dari belakang. Aku dapat mengenali orang tersebut dari bau parfumnya yang sudah sangat familiar di hidungku. Dia menarik tangan ku menjauhi muka ku yang tadi kututupi den menggenggam tangan ku dengan erat masih tetap dalam keadaan memelukku dari belakang.

“I miss you too. I miss you more and more”, bisiknya lembut tepat di telingaku membuatku bisa merasakan hembusan nafasnya di sana.

Dia melepaskan pelukannya dari ku dan pindah berjongkok hadapanku yang masih terduduk di trotoar, kemudian dia mengusap pipi ku yang basah karena air mata ku.

“I’m Sorry”, ucapnya penuh dengan nada penyesalan. Aku hanya bisa terdiam tetap menangis hingga akhirnya dia kembali mengulang ucapannya.

“I’m so sorry.  :(”
“No!! it’s not your fault. Mu—mungkin kamu benar Harry, aku mungkin mencintai mu karena kamu adalah idola ku. dan mungkin jika idola ku lainnya memintaku untuk menjadi kekasihnya aku akan menerimanya dengan senang hati tanpa berfikir panjang.”, ucap ku.

“Tidak, Aku tau persis seperti apa kamu meski kita belum begitu lama bersama. Selama bersama ku kamu tidak pernah bohong sekali pun bukan?  :)”
“Aku tidak yakin itu.  :-/”
“yah sejauh pengetahuan ku sih kamu belum pernah berbohong pada ku. kamu itu terlalu polos untuk jadi pembohong. Haha..”

Aku hanya terdiam menatap Harry dengan muka ragu.

“Sudah lah jangan terus bermuka seperti itu, kamu jauh lebih cantik jika tersenyum. Ayo tersenyum.  :)”, Mendengar pujian dari Harry tersebut justru membuat aku tersipu malu.
“Owww.. someone blushing. Ahaha..  :D”, Ledek Harry sambil mencubit kedua pipiku.

“Kamu memang paling bisa menggoda perempuan Harry. Gadis-gadis tadi juga pasti sudah banyak termakan godaan mu.”
“Owowow, kau cemburu? ;)”, ledekknya.
“tidak !!!”, jawabku kesal sendiri karena terus di ledek olehnya.
“benar kau tidak cemburu pada ku?  ;)”
“Aku tidak cemburu Harry!”
“cemburu pun tidak apa, karena jika kau cemburu pada ku berarti kamu mencintai ku. :)  jadi—apa kamu masih mencintai ku?”
“Ha, Ah, oh. Emm… I don’t know.”, jawabku gugup sendiri. Pertanyaan Harry cukup mengejutkan ku.

“kenapa kau tidak tau? You just simply said what you love me or not, because I still love you.”
“I’m afraid.  :(”
“afraid of what? Afraid to falling in Love with me again?”, Tanya Harry dan aku hanya terdiam menunduk.

“Look at my eyes!!”, perintahnya sambil menarik dagu ku agar mataku tepat melihat ke matanya. Kemudian dia meletakkan kedua telapak tangannya di pipi ku dan menarik mukaku mendekat ke mukanya. Aku bisa melihat dengan jelas bola mata hijaunya dari jaark sedekat ini.

“Believe me. I'll never make you hurt and disappointed again. I promise!! I really Love You Nabila, please give me one more chance.”, ucapnya dengan jelas sambil menatap mataku dalam. Aku bisa melihat keseriusannya di dalam bola mata hijaunya itu.

“So— Would you give me a chance and want to be my girlfriend again?”

Aku masih terdiam berfikir selama beberapa lama hingga akhirnya aku tersenyum dan mengangguk.

“Yes Harry”, jawabku setelah itu. Dan Harry terlihat sangat senang begitu mendengar jawabanku tersebut.

“Oh God, thank you. I Love You so much Dilla!!!”, ucapnya kemudian tersenyum sangat manis padaku. Dia menatap bola mata hitam ku ku begitu dalam membuat ku sekaan tertarik masuk kedalam bola mata hijaunya yang tampak begitu jelas dari jarak sedekat ini. Aku masih terus terfokus pada mata Hijaunya hingga jarak muka kami semakin, semakin, dan semakin dekat hingga akhirnya aku merasakan sebuah benda lembap menyentuh bibirku dangan lembut. Aku cukup kaget karena ini adalah yang pertama untukku dan hal ini sangat tabu di lakukan di Negara ini, tapi aku mencoba menikmatinya dengan memejamkan mataku. kami berciuman selama beberapa lama hingga akhirnya dengan perlahan bibir Harry menjauh dari bibir ku. setelah itu Harry kembali menatap ku yang malu-malu karena apa yang baru kami lakukan barusan. Harry hanya tertawa saat melihatku yang blushing.

“OMG!! You stole my first kiss.  #O.O#”
“Really? :D”
“yeah”
“Wow, berarti aku adalah lelaki yang beruntung karena bisa mendapatkannya.  ;)”

“ughh.. OMG Harry!!  #>.<#”, gumaku malu sambil menyembunyikan muka ku di dada Harry.
“Ahaha… you are so cute.”, puji Harry sambil meneglus-elus rambutku.

Cukup lama aku aku menyembunyikan mukaku di dada Harry sambil Harry memelukku hingga ada beberapa pertanyaan yang etrbesit di fikiran ku.

“Emm… Harry?!”
“Yes babe?”
“apa aku boleh bertanya sesuatu?”
“Of course. Apa itu?”, tanyanya sambil melepaskan pelukannya dari ku dan aku pun duduk di sebelahnya.

“Kau kemanakan para gadis-gadis tadi?”
“ku tinggalkan di sana.”, jawabnya enteng.
“dan mereka tidak mengejar mu?”
“aku bilang aku ada urusan dan harus segera pergi, setelah itu aku langsung kemari mengejarmu.”
“Oww… dan—Emm… kenapa tadi kamu mengacuhkan ku dan hanya menatap ku dingin?”
“oh, ah itu--- Emm… ehehe.”, Harry terlihat ragu untuk menjawabnya.
“babe?”
“I---I’m Jealous”, jawabnya dengan suar kecil tapi aku masih bisa mendengar apa yang dia katakan.
“hah? Jealous? Whit who?”, tanyaku bingung.
“I’m-- jealous with Niall.”, jawabnya membuatku cukup terkejut.

Harry cemburu dengan Niall? Cemburu? Dengan Niall? ini sungguh menggelikan.
Aku pun tertawa geli karena jawaban Harry tadi.

“OMG!!!! HAHAHAHAHAHA….. babe, ini sangat menggelikan jika kamu cemburu dengan Niall. AHAHAHAHA…  XD”

“kenapa? Niall juga lelaki kan dan dia termasuk dari 5 lelaki yang di incar para gadis. Tidak aneh bukan jika kau cemburu dengannya?!”
“OMG BABE!!! AHAHAHAHA… memang tidak aneh kalau gadis itu bukan aku. Tapi--- AHAHAHAHA…ya tuhan, ini sangat menggelikan.  XD”, ucapku yang terpotong dengan tawa ku yang sulit sekali di hentikan. Harry pun memasang muka cemberut karena melihat ku tidak kunjung berhenti tertawa. Hingga ahirnya dia menarik muka ku mendekat membuatku tawaku terhenti karena kaget dia akan mencium bibirku lagi, tapi ternyata dia hanya mencium pipiku.

“Nah, akhirnya kau berhenti tertawa juga kan.  ;p”, ucapnya.
“ughhh kamu mengagetkan ku.”, jawabku kesal dan malu.
“ahaha.. lagi kamu tidak mau berhenti tertawa dan malah terlihat menikmati menertawakan ku. memang apa yang aneh jika aku cemburu?”
“Ahaha.. tentu saja itu aneh Harry Edward Styles!! Kamu tidak seharusnya cemburu dengan Niall”
“kenapa? Setiap kalin berdua bersama kalian terlihat sangat mesrah, bahkan saat kalian berpelukan tadi. dan kalian lebih terlihat seperti sepasang kekasih dari pada kamu dengan aku.”
“Aku tidak merasa bermesraan dengan Niall. Dengar ya babe!! kamu tidak seharusnya cemburu pada Niall. aku tidak mungkin menyukainya karena dia sudah kuanggap sebagai sahabatku sendiri. Niall itu sudah seperti tempat curhat ku, atau tempat untuk di ajak bercanda. Hanya seperti itu dan tidak akan pernah lebih. Dia memang idola ku, tapi hanya seorang yang saat ini terus berada di hati ku, hanya kamu. Jadi tidak seharusnya kamu cemburu padanya.  :)”, papar ku panjang.
“Benar itu?”
“Tentu saja. Kan kamu sendiri yang bilang kalau aku tidak pernah berbohong pada mu dan aku terlalu polos untuk berbohong.  :)”
“Ahh.. ya, kamu benar. Ternyata memang cukup aneh jika aku cemburu pada Niall.  :-/”
“bukan cukup, tapi memang sangat aneh. Ahahahaha…”
“sudah lah babe, jangan tertawakanaku lagi.  :(”
“Ahaha.. ok, ok, ok.  ;D”

            Pada akhirnya aku dan Harry malah bercanda-canda di luar ruangan hingga aku teringat dengan yang lain dan memutuskan untuk kembali masuk kedalam sana menemui the boys. Aku masuk kedalam bersama Harry dan Harry terus menggenggam erat tanganku selam perjalanan itu, bahkan dia tidak melepaskannya saat kami telah tiba di hadapan yang lain.

“Wow, wow, wow!! Ada apa ini? Apa kami ketinggalan sesuatu?”, ledek Louis.
“bukannya kamu bilang ingin pulang tadi?”, tanya Niall.

Aku hanya tertawa kecil mendengar ucapan-ucapan mereka.

“Sorry Nialler, aku sudah berbohong pada kalian semua tadi. Aku tidak punya tugas yang menumpuk dan kuliah ku sedang libur selama 1 bulan”, jawab ku.
“benarkah? Ah tapi sepertinya aku mengerti alasan kamu berbohong pada kami tadi. ;)” Niall malah ikut meledek ku.

“Jadi—ada apa? Apa tebakan kami tidak salah?”, ucap Zayn.
“Yes, Kalian tidak salah. We are back together.”, jawab Harry girang.
“Awwww… aku turut bahagia mendengarnya. kalian itu pasangan yang serasi.  :D”, saut Louis.
“Thank brother.  :)”, jawab ku.

“dan aku turut senang karena kamu tidak jadi pulang.  :D”, ucap Niall girang sambil mengacak rambutku. Aku pun tertawa mendengar ucapannya.

Tiba-tiba aku teringat dengan ucapan Harry tadi.

‘I’m Jealous with Niall’.

Aku pun melirik kearahnya dan tertawa kecil membuat dia dan yang lain bingung.

“What?”, Tanya Harry.
“Ahaha.. Nothing babe. aku hanya teringat ucapan mu”, jawabku tersenyum geli.
“ucapan ku?”, tanyanya bingung.
“ya ucapan mu. Ahahaha…”
“Ucapan ku yang ma--- oh come on babe, jangan bahas itu lagi.”, ucapnya baru mengerti dengan maksud ku.

“Ucapan apa?”, Tanya yang lain penasaran.
“Tidak, bukan apa-apa !!”, saut Harry cepat membuat ku makin geli.

Tiba-tiba Harry berbisik di telingaku.

“Jika kamu masih tertawa dan membahas hal tadi aku akan melakukan yang tadi kita lakukan di luar di depan mereka.”, ancamnya dan seketika aku langsung menghentikan tawaku karena malu.

“Nice girl.  ;)”, pujinya masih berbisik di telingaku kemudian mencium pipi ku.

“Awww… She is blushing Harold. Ahaha…”, ledek yang lain pada ku.
“ughh… Diamlah !!!”, kesalku dan mereka hanya tertawa.


Pada akhirnya kami saling bercanda dan bercerita tentang pengalaman-pengalaman yang terjadi selama 6 bulan kemarin. Saking asyiknya kami bercerita dan bercanda-canda tidak terasa waktu telah menunjukkan angka 10 malam dan aku harus segera pulang kalau tidak mau kena omel oleh orang tua ku.

“OMG!!! Sudah jam 10. Aku harus pulang sekarang, kalau tidak aku akan kena omel orang tua ku”, ucapku setelah melihat Jam.
“kenapa kamu tidak menginap saja?”, Tanya Niall.
“I can’t. orangtuaku tidak mungkin mengizinkan. Aku benar-benar harsu pulang sekarang sebelum mereka menelfon ku.”
“Baiklah. Tapi kamu pulang dengan apa babe?”, Tanya Harry.
“Taksi”
“Semalam ini? sendirian?”
“yeah, why?”
“tidak baik seorang gadis pulang sendiri malam-malam”, nasehat Liam.
“aku tau, tapi aku harus pulang dengan siapa dan apa lagi kalau tidak sendiri menggunakan taksi.”
“Kami akan mengantar mu !!!”, tawar Harry.
“What?!”, kaget ku.
“iya, kami akan mengantarmu babe.”
“Tapi kalian kan tidak tau jalan di sini, lagi pula terlalu berbahaya jika---”
“sudah lah tenang saja. Ada supir yang akan mengantar kami. Lagi pula kami kan tidak keluar dari mobil, jadi kami tidak akan terlihat”
“Haaaahh.. baiklah jika kamu memaksa.”, jawab ku kemudian Harry langsung memanggil salah satu cruw untung menyiapkan mobil dan supir untuk  mengantar ku.


Sesampai di depan rumah ku, aku pun pamit dengan mereka semua. Aku memeluk mereka satu persatu dan Harry sempat-sempatnya mencium pipiku. Sebelum turun mereka pun meminta ku untuk kembali meng invite pin mereka semua yang sempat ku hapus dan kemudian aku turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah setelah melambaikan tangan pada mereka semua.

            Begitu sampai aku langsung masuk ke dalam kamar ku dan merebahkan diri di atas kasur. Aku pun mengambil Hp ku dari saku celana dan membuka Twitter ku.

“@AdillaPermata: Today is amazing!!!! I hope tomorrow can be a amazing day too. I can't wait to MnG with One Direction tomorrow.  >.<”

Ya, besok akan ada acara MnG dengan the boys. Jadi besok aku akan bertemu lagi dengan mereka. dan tadi mereka pun memberitahu ku kalau mereka akan berada di sini selama 4 hari dan mereka bilang kalau mereka mau berjalan-jalan di sini. Mereka pun memintaku menjadi guide tour mereka selama 2 hari terakhir mereka. Akhirnya aku pun memikirkan rencana ingin membawa mereka ke mana dan satu tempat yang terfikirkan oleh ku sekarang adalah Dufan. Sepertinya itu ide yang bagus untuk membawa mereka ke Dufan. Setelah lama berfikir dan badan yang sudah sangat lelah aku pun memutuskan untuk tidur.


-To Be Continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar